Visi Muslim – Dalam ilmu Islam, fikih merupakan sebuah studi yang membahas tentang praktik-praktik ibadah sesuai syariat. Namun bagaimana dengan istilah ushul fikih? Apa perbedaan antara fikih dan ushul fikih?
Secara umum, fikih adalah ilmu yang membahas persoalan hukum sedangkan ushul fikih adalah ilmu yang mengkaji tentang dalil fiqih atau kaidah dengan tujuan untuk mengetahui cara-cara penggunaannya.
Untuk lebih memahami perbedaan fikih dan ushul fikih, berikut pengertian dari masing-masingnya:
Pengertian Fikih
Mengutip buku Pengantar Studi Fikih Islam oleh Muhammad Yusuf Musa, dijelaskan bahwa fikih secara bahasa adalah tujuan perkataan si pembicara. Sedangkan menurut istilah, fikih adalah ilmu tentang hukum syariat yang bersifat amaliyah yang diambil dari dalil terperinci.
Adapun pengertian fikih menurut Imam Abu Hamid Al Ghazali mendefinisikan fikih sebagai berikut:
“Pada mulanya fikih berarti pengetahuan dan pemahaman. Dikatakan fulan yafqahul khaira wasy syar jika dia tahu dan memahaminya. Akan tetapi kemudian ulama mendefinisikannya dengan ilmu tentang hukum syar’iyyah berkaitan dengan perbuatan mukalaf secara khusus, seperti wajib, haram, mubah, sunnah, dan makruh atau apakah akad tersebut hukumnya shahih atau fasid, juga apakah ibadah itu sifatnya ada atau qadha dan yang semisalnya.”
Fikih sendiri dikenal sebagai syariat secara istilah bahasa Arab. Hal tersebut dikarenakan dalam Al- Qur’an kata syariat lah yang lebih banyak dijumpai. Contohnya adalah dalam firman Allah SWT berikut ini:
ثُمَّ جَعَلْنَٰكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍ مِّنَ ٱلْأَمْرِ فَٱتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Arab latin: ṡumma ja’alnāka ‘alā syarī’atim minal-amri fattabi’hā wa lā tattabi’ ahwā`allażīna lā ya’lamụn
Artinya: “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS Al Jatsiyah: 8)
Pengertian Ushul Fikih
Adapun pengertian ushul fikih menurut Al Harawi sebagaimana dijelaskan dalam buku Sejarah Ushul Fikih oleh Musthafa Said Al-khin, ushul fikih adalah mengetahui sesuatu yang dapat mengantarkan kepada pengambilan (istinbath) hukum fikih dari dalil-dalilnya.
Pendapat dari Al Amidi dalam kitab Al Ihkam pun mendefinisikan ushul fikih sebagai dalil-dalil fikih dan aspek dalalahnya pada hukum-hukum syara’ serta keadaan orang yang menggunakan dalil-dalil ini (mujtahid) secara global, bukan secara terperinci.
Objek dalam ilmu ushul fikih ini adalah dalil-dalil syara yang ditinjau dari penetapannya terhadap hukum-hukum dan dalalah yang ditunjukkannya serta ditinjau dari pengetahuan macam-macam dalil-dalil ini dan tingkatan-tingkatannya dan mengetahui cara mendahulukan dalil satu atas yang lain ketika terjadi kontradiksi.
Perbedaan Fikih dan Ushul Fikih
Mengutip buku Ushul Fiqh oleh Sapiudin Shidiq, perbedaan fikih dan ushul fikih adalah terdapat pada pembahasan dan sub bahasannya. Bisa dikatakan bahwa ushul fikih merupakan ilmu yang memiliki ciri khas yang membedakannya dengan fikih.
Lebih jelasnya, berikut perbedaan antara fikih dan ushul fikih:
Objek pembahasan dalam ilmu ushul fikih adalah soal kaidah-kaidah dan hukum yang sifatnya umum. Objek pembahasan dari ilmu fikih ini sendiri adalah dalil yang bersifat juz’i sehingga hasilnya adalah hukum juz’i yang berhubungan dengan perilaku mukalaf.
Tujuan dari ushul fikih adalah untuk dapat menerapkan kaidah-kaidah yang sifatnya kulli terhadap nas-nas syariat, sedangkan ilmu fikih memiliki tujuan untuk menerapkan hukum syariat terhadap perbuatan dan ucapan mukalaf.
Ushul fikih adalah dasar pijakan bagi ilmu fikih sedangkan fikih sendiri merupakan hasil atau produk dari ushul fikih. Dalam artian lain, ushul fikih melahirkan fikih. Ditinjau dari sifatnya, ushul fikih pembahasannya lebih ke teoritis sedangkan fikih praktis.